Panca Lintang Dyah Paramitha (2002), akrab dengan sebutan Lintang, merupakan lulusan Filsafat Universitas Gadjah Mada yang aktif dalam kerja kesenian dan kebudayaan sebagai penulis, pembuat pertunjukan, dan periset. Lintang menulis dalam berbagai bentuk seperti esai, naskah, puisi, warta, yang terhubung dengan pengalaman kehidupannya sebagai perempuan di urban pinggiran. Tulisan terbarunya dapat dilihat pada laman Jurnal Perempuan. Lintang juga pernah terlibat pada Asana Biennale Yogyakarta 2024 sebagai penulis dan peneliti, Kunci Study Forum & Collective sebagai anggota Sekolah Salah Didik 2024.
Sebagai penulis naskah teater, karya naskah “Puncak Phallus” pernah menjadi naskah kurasi pada Indonesia Dramatic Reading Festival pada tahun 2023. Lintang juga menyutradarai teater selama 2022–2023, antara lain pada pertunjukan Enigma (2022), Bun, (2022), Wirama Bhatara Kertagama (2022), Renjana Amerta (2022), serta pada performans yang berkolaborasi dengan WildEars sebagai musisi eksperimental pada pertunjukan independen Rempah Gunung Ambon (2023).
Kolektif Bawah Meja bermula dari lingkungan teater kampus yang mengupayakan ruang-ruang alternatif. Sebagai ruang alternatif yang terbuka, kami berkarya lintas medium kolaboratif (sastra, fotografi, dan lainnya). Kami membawa nostalgia sebagai pijakan awal untuk memantik tubuh dan ruang sebagai objek utama. Kolektif Bawah Meja bergerak dari dorongan atas perbincangan yang seringkali tidak dibicarakan di atas meja.
Dua seniman terpilih menghadirkan pendekatan yang segar—mengaktifkan ruang publik Bandung lewat penulisan, pertunjukan, dan riset kolaboratif.