Main Performance

Akira Takayama

Terap Festival 2025
Sutradara & Akademisi
Kelahiran 1969

Akira Takayama, seorang sutradara dan akademisi kelahiran 1969, hingga saat ini kerap menghadirkan pertunjukan teater berbasis site-specific. Dengan latar belakang pendidikan Ilmu Teater dan Linguistik di Jerman, ia memadukan pendekatan akademis dengan praktik artistik yang menggugah, menjadikan ruang kota sebagai panggung hidup yang berinteraksi langsung dengan audiens.

01
Latar Belakang & Pendidikan

Akira Takayama menempuh pendidikan tentang Ilmu Teater dan Linguistik di Jermandalam kurun waktu tertentu. Pengalaman di Eropa ini memberikannya perspektif unik tentang teater kontemporer dan pendekatan interdisipliner dalam seni pertunjukan.

Sekembalinya ke Jepang pada tahun 1999, ia mulai memproduksi karya dengan keterpengaruhan gaya teater Jerman. Perpaduan antara tradisi teater Jepang dan metodologi Eropa menciptakan bahasa artistik yang distinctive, memposisikannya sebagai salah satu suara penting dalam teater kontemporer Asia.

02
Port B: Kolektif Lintas Disiplin

Pada tahun 2003, ia membentuk kelompok teater Port B yang terdiri dari seniman, akademisi, dan aktivis dari berbagai latar belakang. Port B tidak hanya berfungsi sebagai kelompok teater konvensional, tetapi juga sebagai platform riset dan eksperimen sosial yang menggabungkan seni, akademia, dan aktivisme.

Pendekatan kolaboratif ini memungkinkan Port B untuk mengeksplorasi isu-isu sosial dan politik melalui lensa yang beragam, menciptakan karya yang tidak hanya secara artistik menggugah, tetapi juga relevan secara sosial dan politik.

03
Pendekatan Artistik Site-Specific

Karya-karyanya kerap mengangkat identitas atau sejarah pada suatu lokasi tertentu, serta mengedepankan interaksi atau keterlibatan audiens. Ia tidak memisahkan seni dari konteks sosial dan geografisnya, melainkan menjadikan ruang sebagai ko-kreator dalam proses artistik.

Akira Takayama bersama kelompok teaternya telah menghadirkan berbagai pertunjukan dalam bentuk yang beragam, semisal seni instalasi di tengah ruang kota, pertunjukan berbentuk tur, eksperimen sosial, pidato, dan sebagainya. Bentuk-bentuk hybrid ini menantang definisi konvensional tentang teater.

04
Karya-Karya Penting

Beberapa pertunjukan yang pernah diproduksi oleh Akira Takayama mencerminkan eksplorasi mendalam tentang ruang, memori, dan identitas sosial:

Tokyo/Olympics (Hato bus tour)
Sunshine 62
Compartment City–Tokyo
The Complete Manual of Evacuation
Referendum Project
Kein Licht (Fukushima Epilog?)
Tokyo Heterotopia and Yokohama Commune

Setiap karya ini menunjukkan komitmen Takayama untuk menggunakan teater sebagai medium investigasi sosial dan pembuka dialog tentang isu-isu kontemporer yang relevan.

05
“New Theater in Braga”

Konsep Urban Apparatus

Di area Braga yang memiliki beberapa lapangan kecil, Akira Takayama berencana mendirikan “teater baru” sementara di sudut-sudut dua lapangan tersebut. Ini bukan teater tradisional dengan pertunjukan reguler, melainkan “Apparatus Baru” — sebuah tempat di mana masyarakat lokal dapat berkumpul dan mengembangkan proyek.

Dua Proyek Utama: Travel Agency & Board Game Café

Pada tahun pertama, akan dibuat “agen perjalanan” dan “kafe board game”. Keduanya bukan bisnis sesungguhnya, melainkan ruang yang meniru konsep tersebut. Set akan bertransformasi berdasarkan kebutuhan pengguna, di mana berbagai proyek akan tumbuh, masing-masing menciptakan komunitasnya sendiri sambil saling terhubung.

Workshop Kolaboratif

Kedua proyek dimulai dengan workshop. Satu workshop berfokus pada pembuatan tour performance di area Braga, sementara yang lain mengubah pertunjukan tersebut menjadi board game. Peserta dibagi dalam dua tim berdasarkan lingkungan tempat tinggal atau minat individual, termasuk:

  • Warga Braga (dari anak-anak hingga lansia)
  • Mahasiswa Bandung (seni, teater, arsitektur, desain, sosiologi, antropologi)
  • Seniman lokal dan internasional

Hasil Karya: Tour Performance & Board Game

Workshop akan menghasilkan berbagai tour performance dan board game yang merefleksikannya. Melalui feedback antar peserta, karya-karya ini akan diperbaiki hingga menjadi “karya seni” yang final. Board game memindahkan pengalaman berpergian melalui kota dalam tour performance ke atas papan permainan, selalu terikat pada lokasi spesifik di Bandung.

Implementasi di Ruang Publik

Kedua jenis “karya seni” — tour performance dan board game — akan dipamerkan dalam “Travel Agency” dan “Board Game Café” sementara yang didirikan di lapangan area Braga. Tempat-tempat ini akan terbuka untuk warga, pengunjung Terap Festival, dan masyarakat umum.

Dampak Transformatif bagi Komunitas

Baik tour performance maupun board game yang dihasilkan bersifat berbasis komunitas. Bagi anggota komunitas, proyek ini memberikan kesempatan untuk mempertimbangkan kembali isu dan tantangan daerah lokal sambil menemukan kembali pesona tersembunyi kota mereka. Bagi pengunjung dari luar Bandung, berpartisipasi dalam tour performance atau bermain board game berbasis komunitas akan menjadi cara menyenangkan untuk belajar tentang komunitas dan lingkungannya, berpotensi menciptakan gaya pariwisata baru.

Visi Jangka Panjang: Urban Apparatus

Jika dua proyek dipasang di lingkungan setiap tahun, selama sepuluh tahun ke depan, 20 proyek akan muncul di area tersebut, membantu mengatasi isu sosial lokal dan berkontribusi pada revitalisasinya. Saat proyek-proyek (dan komunitas) yang diinkubasi dalam “teater” mengakar dan membentuk jaringan, area Braga, dan akhirnya Bandung sendiri, akan mengalami transformasi.

“Teater baru” adalah sebuah “Urban Apparatus” yang memikirkan ulang konsep teater, mendorong reformasi kota melalui seni dan partisipasi komunitas.

Pertunjukan di Terapfest 2025

Jadwal

23-30 Agustus 2025

Status

Main Performance

Detail lengkap tentang karya yang akan dipresentasikan Akira Takayama di Terapfest 2025 akan diumumkan segera. Bersiaplah untuk pengalaman teater site-specific yang akan mengaktifkan ruang publik Bandung dengan cara yang belum pernah ada sebelumnya.

Saksikan Karya Akira Takayama

Bergabunglah dengan kita dalam menyaksikan bagaimana seorang master teater site-specific mentransformasi ruang publik Bandung menjadi panggung hidup yang demokratis dan inklusif.