Kisah-kisah apa yang tersembunyi di jalanan, taman, dan bangunan kita? Bagaimana pertunjukan dapat menghidupkannya kembali?
Ruang publik selalu menjadi ruang negosiasi antara tubuh, memori, dan kekuasaan. Di dalamnya, jejak sejarah, identitas, dan dinamika sosial kota saling berinteraksi, membentuk arsip yang hidup. Misal Bandung, dengan lanskap sosial–budaya yang kompleks — dari jalan Braga yang bersejarah hingga taman-taman kota tempat warga berjumpa — menyimpan begitu banyak kisah yang belum terungkap.
Melalui Masterclass “The Public Space as Archive”, sutradara dan dramaturg teater internasional Kai Tuchmann mengajak para seniman, mahasiswa, dan pegiat seni untuk memandang kota sebagai arsip performatif: ruang di mana kenangan dan kekuasaan dapat dibaca, dihidupkan, dan dikritisi melalui praktik seni.
Kami mengundang kalian, pegiat teater, seniman lintas disiplin, dan mahasiswa untuk menjelajahi kota sebagai arsip yang hidup — tempat di mana ingatan, struktur kekuasaan, dan perjumpaan sehari-hari berkelindan.
Bergabunglah dalam masterclass lima hari bersama Kai Tuchmann di Bandung, yang akan mengeksplorasi tema “The Public Space as Archive.” Dipandu oleh prinsip learning by doing, peserta akan mencipta, menguji, dan mempresentasikan konsep performatif mereka langsung di ruang-ruang publik Bandung.
Alih-alih berfokus pada teori semata, masterclass ini menekankan praktik, eksperimentasi, dan kolaborasi. Di bawah bimbingan Tuchmann, para peserta akan mengembangkan serta menyempurnakan gagasan artistik mereka menjadi karya site-specific yang berinteraksi dengan lingkungan urban dan realitas sosialnya.
8–11 November 2025
Pendaftaran peserta
12 November 2025
Pengumuman peserta terpilih
13–17 November 2025
Pelaksanaan workshop
* Peserta terbatas!
13–14 November 2025
Aula Perpustakaan Ajip Rosidi
Jl. Garut No. 02, Bandung
15–17 November 2025
Gedung Indonesia Menggugat
Jl. Perintis Kemerdekaan No.20, Bandung

Kai Tuchmann bekerja sebagai dramaturg, sutradara, dan akademisi. Meraih diploma penyutradaraan dari Ernst Busch Drama Academy, Berlin. Menjadi dosen tamu di Central Academy of Drama, Beijing—di mana, bersama dengan Li Yinan, mengembangkan kurikulum program B.A. dramaturgi pertama di Asia. Dalam penelitiannya, Kai memberikan argumen tentang teater sebagai praktik yang memperluas kemungkinan teater.
Sebagai dramaturg, telah berkolaborasi dengan Hans-Werner Kroesinger (The Suppliants [Die Schutzflehenden], Mainfranken Theater Würzburg, 2012), Wen Hui (Red [Hong], 2015), dan Zhao Chuan (The Refuse [Feiwu], 2015; The Gele Mountain [Geleshan], 2018). Karya-karyanya memeriksa kehidupan setelah Revolusi Kebudayaan di Tiongkok masa kini, dampak urbanisasi terhadap populasi migran di Eropa dan Asia, dan status ontologis keberhadapan antara ketubuhan dan teknologi digital.
Pementasan dan dramaturginya telah memungkinkan dia diundang ke beberapa acara seperti seperti i-Dance Hong Kong, Seoul Marginal Theatre Festival, Zürcher Theater Spektakel, Kunstfest Weimar, Festival d’Automne à Paris, Wuzhen Theatre Festival, Asia Society New York, dan OCAT Shenzhen.

Ibed S. Yuga adalah sutradara dan penulis lakon pada Kalamari Theater Movement, Yogyakarta, sejak lembaga teater ini didirikan pada 2012 hingga kini. Pada 2009, karya teaternya bersama kelompok Seni Teka yang berjudul Kintir (Anak-anak Mengalir di Sungai) dianugerahi Penghargaan Umar Kayam oleh Festival Teater Jogja. Selain di Indonesia, Ibed telah menggelar karya-karyanya, memberikan workshop, dan berkolaborasi dengan perupa di beberapa negara: Irlandia, Singapura, Jepang, Malaysia, Inggris, Tiongkok, Amerika Serikat, dan Jerman. Ibed juga bekerja sebagai editor di Kalabuku.
Rasakan lima hari pertukaran kreatif, refleksi kritis, dan eksplorasi artistik langsung — serta bayangkan kembali bagaimana seni pertunjukan dapat mengaktifkan dunia di sekitar kita.
Program ini merupakan bagian dari rangkaian Terap Festival #3 (2026). Jika festival membuka ruang partisipatif bagi publik, maka masterclass ini memperdalam proses eksperimentasi dan penciptaan artistik berbasis riset ruang kota — menjadikan Bandung sebagai laboratorium performatif untuk memahami kembali hubungan antara tubuh, ruang, dan masyarakat.





Jelajahi kota sebagai arsip yang hidup dan ciptakan karya site-specific di ruang-ruang publik Bandung bersama Kai Tuchmann.