Jelajahi rangkaian pertunjukan teater ruang publik yang menampilkan karya-karya inovatif dari seniman lokal dan internasional di berbagai ruang kota Bandung. Setiap pertunjukan menghadirkan pengalaman unik yang mempertanyakan hubungan antara seni, ruang, dan komunitas.
Seniman: Akira Takayama / PORT B bersama seniman bandung dan warga komunitas Braga
Teater-Teateran BRAGA adalah sebuah proyek lintas batas yang digagas oleh Akira Takayama dan Port B, bekerja sama dengan seniman Bandung Azizi Al Majid dan Naufal Waliyuddin, serta warga komunitas Braga. Melalui serangkaian lokakarya, mereka menciptakan tiga tur-performans dan tiga permainan papan (board games) yang berakar langsung dari pengalaman dan ingatan warga Braga. Tur-performans ini tidak dipandu oleh seniman tamu atau aktor profesional, melainkan oleh warga Braga itu sendiri. Mereka mengajak penonton berjalan dari jalan utama Braga yang gemerlap menuju lorong-lorong tersembunyi, sembari menyingkap kisah-kisah dan sejarah lain Braga yang kerap tak tercatat. Setiap tur kemudian diadaptasi menjadi permainan papan—sebuah “Braga virtual” yang dapat dijelajahi dengan bidak dan langkah imajiner.
Karya-karya ini dipresentasikan dalam bentuk “agen perjalanan” di lantai pertama dan “kafe permainan papan” di lantai kedua, yang dibuka sementara di Limarasa Café. Ruang-ruang ini terbuka bukan hanya bagi pengunjung Terap Festival, tetapi juga bagi siapa pun: wisatawan yang melintas di Braga, atau pengunjung kafe sehari-hari. Meski keduanya berupa “toko fiktif,” gagasan yang dikandungnya sungguh nyata: teater sebagai bentuk hidup baru, luwes, mobile, dan terbuka bagi banyak cara. Seperti yang pernah dikatakan Bertolt Brecht: “What we’ll need from now on are small, mobile forms, many different Theater-chens.” Proyek Teater-Teateran BRAGA adalah sebuah jawaban, sebuah percobaan untuk mewujudkan visi yang tak sempat terealisasi itu—dengan cara kita sendiri, di tanah Braga.
“Board Game“ cafe yang terbuka untuk umum selama 3 hari berturut-turut (28, 29, 30) di Limarasa Braga.
Sebuah tur menelusuri Braga yang dipandu oleh berbagai wujud “air.” Dari air sungai dan air minum hingga hujan serta memori banjir di masa lalu — rasakan bagaimana air mencerminkan kehidupan kota dan masyarakatnya.
Sebuah tur yang menelusuri sejarah Braga dan kehidupan sehari-hari melalui kenangan yang terjalin dalam kain. Ibu Tuti membagikan kisah tentang kehidupannya dan kota ini melalui kain yang digunakan dalam kesehariannya.
Mona si angsa dan keluarganya - teman sejati anak-anak! Tur ini membagikan momen-momen sehari-hari yang mereka habiskan bersama. Wajah kota apa lagi yang akan terungkap melalui kisah mereka?
Seniman: Chao Man Chun bersama Elizabeth Citra
Pasar, air, tubuh, dan perjumpaan: di titik ini kita berpapasan dengan sejarah, krisis, dan pilihan hidup. meeting point adalah catatan tubuh tentang menunggu, bertemu, dan bertahan—fragmentasi lintas ruang yang menjalin solidaritas antar mereka yang berkumpul di sini.
Seniman: Teater Samana bersama warga RW 08 Lebak Siliwangi
Balong buatan kolonial yang diwarisi warga kini menjadi ruang solidaritas: tempat menjaga kehidupan kolektif melawan logika kapitalisme yang merampas. Ngagogo Lembah Indah adalah permainan serius untuk menertawakan sistem yang merampas kepekaan sosial kita—dan mengingatkan bahwa modal sosial warga selalu lebih kuat daripada modal kapital.
Seniman: Ganda Swarna bersama Mak Irah, Ibu Tini, Teh Oca, Teh Ai
Ingatan bukan hanya arsip di lembaran, tapi juga di dapur kampung, di tangan yang mengulek bumbu, di cerita yang diwariskan. Resep umur panjang adalah undangan untuk mendengar ibu-ibu yang selalu hadir di belakang riuh kota. Makanan di sini bukan komoditas wisata, tapi pengetahuan hidup: cara merawat umur, menjaga kebersamaan, dan menyalakan perhatian satu sama lain.
Seniman: Panca Lintang bersama para "Pakar" Ibu Gang Tubagus Ismail Dalam
Sempitnya gang adalah ruang belajar yang luas—tempat gosip, tawa, keluhan, juga strategi bertahan hidup. Di tangan para ibu, harga minyak, suara dangdut, hingga obrolan selepas zuhur menjelma menjadi pengetahuan praksis. Simposium ini adalah cara merawat pengetahuan rakyat, bukan di ruang akademik, melainkan di tubuh-tubuh yang di perulangan setiap hari mengolah hidup bersama.
Seniman: Kolektif Bawah Meja bersama keluarga besar SMAN 1 Bandung
Masa SMA adalah masa penuh kemungkinan—tapi bagaimana kalau kenangan itu direnggut begitu saja, tanpa perpisahan? Pensi ini jadi perlawanan kecil: merayakan memori sebelum ia lenyap, menciptakan momen kebebasan bersama. Bukan sekadar nostalgia, tapi latihan untuk melindungi hak kita atas kenangan.
masak bersama Teh Oca, Bu Tini, Teh Ai
★Minimum order: 1 drink. Bisa mampir kapan saja dari jam 13:00 sampai jam 18:30
Semua Tur akan dimulai di Limarasa Braga Kafe lantai satu.
Semua Tur akan dimulai di Limarasa Braga Kafe lantai satu.
Semua Tur akan dimulai di Limarasa Braga Kafe lantai satu.
★Minimum order: 1 drink. Bisa mampir kapan saja dari jam 13:00 sampai jam 18:30
Semua Tur akan dimulai di Limarasa Braga Kafe lantai satu.
Semua Tur akan dimulai di Limarasa Braga Kafe lantai satu.
★Minimum order: 1 drink. Bisa mampir kapan saja dari jam 13:00 sampai jam 18:30
Semua Tur akan dimulai di Limarasa Braga Kafe lantai satu.
Semua Tur akan dimulai di Limarasa Braga Kafe lantai satu.
Semua Tur akan dimulai di Limarasa Braga Kafe lantai satu.
Semua Tur akan dimulai di Limarasa Braga Kafe lantai satu.
Semua Tur akan dimulai di Limarasa Braga Kafe lantai satu.
lanjut home band
Bergabunglah dengan kami dalam perjalanan artistik yang mempertanyakan, merayakan, dan mentransformasi ruang publik melalui teater.